Skip to main content

Life in Quarantine: Personal Feelings and Relationships

It is currently day 131 of quarantine. Tbh when I googled “Days Calculator” I expected 400 something days. Then I realized that 1 year equals 365 days. Heh. The past 131 days do feel like 4 times longer. Odd times, don’t you think?   A couple of days ago, an idea sprung to mind. I asked some of my friends a series of questions about the quarantine, focusing on personal feelings and relationships. I might -caps lock on the word MIGHT- make this into a series of quarantine posts, maybe the next one we’ll talk about the future or economy or something else. We’ll see. We’ll see. Anyhow, I curated their answers and I present this to you all. I sincerely hope reading these frank answers will shed light on some of your own feelings and struggles, as they did with me.    "How are you feeling during the first few weeks of quarantine on a scale of 1-10?”   8, soalnya aku introvert dan ga gitu suka pergi-pergi jadi it's okay malah seneng bisa pulang kampung :D   10, seneng banget cuma di

VIENNA: A MUST VISIT!



Akhirnya kesampaian ngalamin hujan salju di Vienna. Tidak se-menggigil Budapest karena tidak ada angin, tapi suhunya lebih rendah, -3°C. Malam pertama kita langsung dihabiskan dengan window shopping di dekat hotel. Kita nginap di Austria Trend Hotel Europa yang super strategis, dekat shopping area dan Vienna State Opera House. Dinnernya di restoran yang di recommend oleh resepsionis. Setelah bolak-balik hotel untuk tanya jalan karena tidak punya wifi, akhirnya ketemu juga. 


Fuhrich Restaurant

Makanannya, bisa ditebak, mahal. Menurutku kurang worth it dibandingkan harganya, masih banyak yang lebih enak dengan harga yang lebih terjangkau. Tapi boleh lah kalo kepengen makan yang fancy sekali-sekali. Kita pesan chicken, schnitzel (pork digoreng tepung), dan chicken liver?!

Kita juga ikut tour di Vienna, serupa dengan Budapest tapi driver sekaligus tour guide. Dia bercerita tentang tempat-tempat yang akan kita kunjungi lalu kita diturunkan untuk berkeliling sendiri. Jujur aja, kita berempat tidak terlalu memperhatikan nama tempat yang didatangi karena ndeso jarang merasakan salju sebanyak itu kecuali di ski resort. 

Papyrus Museum

Terpesona sama hamparan salju putih, jadi salah fokus

Rathaus/City Hall
Ada Christmas Market yang terletak persis di depan gedung, dan waktu kita datang baru buka jadi nggak banyak yang jualan. Kita jalan ke tamannya buat foto-foto lagi (hehe narsis ya) lalu balik ke mobil karena jamnya sudah mepet. 

Belvedere Museum
So mesmerizing 




Begitu masuk, langsung disambut gate ala kerajaan. Di depan ada semacam bangunan lebih kecil yang mirip castle. Kita paling lama di sini karena kompleksnya besaaar dan kedinginan. Jalan cuman bisa pelan-pelan, takut sepatu kemasukan salju. Nyangkut di taman paling lama, karena banyak turis yang minta difotokan juga. Kita nggak masuk karena bayar dan dalamnya adalah museum. Sudah puas foto-foto di luar aja :) 

Fun fact: Banyak bendera Indonesia yang berkibar di Vienna, eh ternyata bendera Vienna mirip sekali dengan merah putih. 

FOOD STOPS

Sacher cake

Sumber: url

Nyesel karena nggak sempat ngincip kue satu ini, meski sudah di-browsing jauh-jauh hari. Sacher ini full chocolate dan kayaknya agak heavy dan eneg tapi tetep aja penasaran. Katanya paling mantap kalo makan di Cafe Sacher, Hotel Sacher Wien yang berjarak 5 menit dari hotel kita (baru sadar waktu mau pulang).

Aida

Waktu cari-cari tempat untuk makan strudel di Vienna, muncul nama Aida. Ternyata Aida ini cukup terkenal di sini, guide kita juga bilang enak. Kita pesan applestrudel, cream slice, dan hot chocolate. Mungkin kurang anget atau gimana, tapi biasa saja. Harganya tidak mahal, sekitaran 2-5 euro. 

Nordsee

Sumber: url
Ini jadi tempat jujukan kalo mau makan cepat, karena kita tinggal pilih-pilih kayak nasi campur. Ada spaghetti, kentang, dan seafood. Sayangnya kurang ekonomis alias agak pricey. 


Comments

Popular posts from this blog

Do's and Don't's Saat Jalan-Jalan ke Jogja

Akhirnya balik nulis lagi, setelah break  bentar nyelesain UAS sama liburan, hehe. Kali ini aku kumpulin info-info tentang ke Jogja, natal terakhir aku ngelencer  ke sana bareng keluarga besar. Semoga berguna! :)  Salah satu spot yang nggak backlight hari itu :) DO'S Research! Nyesel abis, pulang dari Jogja liat instagram @inijie , eh dia ke Jogja. Tau gitu kan bisa dijadiin panutan, hehe. Buat kalian yang mau ke Jogja, head over to his page (after finishing mine 😄)! Dari hotel sampai makanan ada, dan nggak satu pun yang aku coba.... Book great hotel Kita nginep di Hotel Tentrem . Super recommended! Kamar gede, kasur double 160cm, dan vibes  Jogja kentel banget. Buat welcome drink, ada macem-macem jamu. It can get very crowded here, tho. Apalagi di kolam renang, banyak banget anak kecil. Breakfastnya enak, ada es krim rasa tolak angin dan booth masakan daerah ganti menu tiap hari. Ada 'diet' areanya juga, tapi sapa yang ambil ya waktu liburan, hehe. 

Life in Quarantine: Personal Feelings and Relationships

It is currently day 131 of quarantine. Tbh when I googled “Days Calculator” I expected 400 something days. Then I realized that 1 year equals 365 days. Heh. The past 131 days do feel like 4 times longer. Odd times, don’t you think?   A couple of days ago, an idea sprung to mind. I asked some of my friends a series of questions about the quarantine, focusing on personal feelings and relationships. I might -caps lock on the word MIGHT- make this into a series of quarantine posts, maybe the next one we’ll talk about the future or economy or something else. We’ll see. We’ll see. Anyhow, I curated their answers and I present this to you all. I sincerely hope reading these frank answers will shed light on some of your own feelings and struggles, as they did with me.    "How are you feeling during the first few weeks of quarantine on a scale of 1-10?”   8, soalnya aku introvert dan ga gitu suka pergi-pergi jadi it's okay malah seneng bisa pulang kampung :D   10, seneng banget cuma di

Innsbruck: Underrated | A 2-Day Winter Itinerary

Innsbruck, also known as The City of Alps, is a small town located near the mountains. Its main charm is the pastel-colored old town with a beautiful backdrop of the alps. In fact, it is enlisted as a UNESCO Heritage Site. I was not intrigued by this town at first, as Salzburg was the reason why I came to Austria. I just googled what city should I stop by other than the infamous Hallstatt and Innsbruck popped out on my research. We arrived in Innsbruck quite late on the afternoon and immediately checked in into our apartment. It's located very strategically in the heart of old town, with The Golden Roof only a few metres away. The apartment itself is not equipped by a front desk but we assumed that the guy (I think he is the manager) in the downstairs cafe was in charge as he handled our check in and out. He was very friendly and helpful. We requested an extra key and he immediately processed our inquiry and it was finished a couple of hours later. My tip on staying here w