Skip to main content

Life in Quarantine: Personal Feelings and Relationships

It is currently day 131 of quarantine. Tbh when I googled “Days Calculator” I expected 400 something days. Then I realized that 1 year equals 365 days. Heh. The past 131 days do feel like 4 times longer. Odd times, don’t you think?   A couple of days ago, an idea sprung to mind. I asked some of my friends a series of questions about the quarantine, focusing on personal feelings and relationships. I might -caps lock on the word MIGHT- make this into a series of quarantine posts, maybe the next one we’ll talk about the future or economy or something else. We’ll see. We’ll see. Anyhow, I curated their answers and I present this to you all. I sincerely hope reading these frank answers will shed light on some of your own feelings and struggles, as they did with me.    "How are you feeling during the first few weeks of quarantine on a scale of 1-10?”   8, soalnya aku introvert dan ga gitu suka pergi-pergi jadi it's okay malah seneng bisa pulang kampung :D   10, seneng banget cuma di

JAPAN EARLY-SUMMER TRiP: 1 1/2 HARI DI HAKONE






Hakone adalah salah satu kota jujukan kalo mau lihat Mt. Fuji. Bisa juga lewat Lake Kawaguchi, tapi karena habis lihat foto Hakone Shrine di instagram dan kepengen mampir Gotemba Outlet, jadi memutuskan ke Hakone saja.


TRANSPORT
Dari Kyoto kita naik JR shinkansen ke Tokyo untuk menitipkan koper di loker station. Dari Tokyo lanjut ke Odawara menggunakan JR, lalu sesampainya di Odawara beli Hakone Free Pass seharga 4000 yen yang meng-cover semua transportasi dari Odawara ke Hakone, dan di dalam Hakone sendiri. Saat membeli free pass, tanyalah sebanyak-banyaknya kepada petugas karena mereka fluent inggris. Perhatikan di ketentuan pass, karena ada beberapa kereta yang tidak bisa dinaiki menggunakan free pass.

Untuk mencapai hotel, kita naik train ke Hakone Yumoto Station lalu naik bus. Kata petugas yang di loket pass, harus turun di bus stop yang menurut dia paling dekat, sudah lupa namanya apa. Tips menuju hotel yang paling baik adalah tanya petugas hotel sebelum kita sampai. Mereka akan tau jalan yang paling enak dan dekat. Nah, mungkin petugas tadi cuman lihat dari peta, sehingga kalo menurut Google Maps, setelah turun di bus stop tsb kita harus melewati jalan kecil yang cuma cukup 1 orang. Jalannya licin, curam, tapi mulus. Maksudnya terawat, bukan berbatu-batu atau tanah saja. Untung kok kita cuma bawa 1 backpack dan 1 hand-carry. Dianjurkan pakai sepatu atau alas kaki yang tidak licin supaya tidak terpeleset, karena samping-samping bolong.

HOTEL
Kita menginap di Hakone Pax Yoshino, yang tergolong ryokan hotel bukan ryokan tradisional. Awalnya ingin menginap di Mount View Hakone, tapi karena tidak dipesan-pesan, akhirnya mereka fully booked dan terpaksa harus mencari tempat bermalam lain. Tidak banyak staff yang berbahasa inggris lancar, tapi mereka sangat membantu dan servicenya bagus.  Kamarnya bagus, luas dan bersih. Sedikit modern tapi kita tidak keberatan. Saat kita dinner, tempat tidur akan disiapkan oleh staff karena tidurnya di bawah, seperti di ryokan biasanya. Dinner nya kurang memuaskan meskipun disajikan dengan sangat cantik. Untuk onsen, mereka punya public dan private onsen yang tarifnya beberapa ratus yen per jamnya.

 Outdoor onsen
Sumber: url

Indoor onsen
Sumber: url

Pake yukata

Appetizer

Mirip hiwan

Nggak bisa makan

Agak aneh tapi lumayan

Bisa dimakan

Paling lumayan 
Dessert!


PLACES TO GO
Kita memutuskan untuk mengikuti Hakone Round Trip seperti turis-turis pada umumnya karena eman sudah beli Hakone Free Pass. Karena sudah penasaran sama Lake Ashi, jadi kita muternya clockwise atau searah jarum jam. Kebanyakan turis muter dari arah yang sebaliknya, jadi waktu itu tidak terlalu antre.



Dari hotel ikut free shuttle ke Hakone Yumoto Station lalu naik bus sampai Moto-Hakone. Agak mual karena jalannya berkelok-kelok, jadi yang gampang pusing sebaiknya jaga-jaga antimo. Sesampainya disana langsung jalan ke Hakone Shrine untuk berfoto di torii gate yang di dekat lake. Setelah itu kita langsung antre untuk naik cruise ke Togendai. Kapalnya besar dan steady, jadi tidak membuat mual. Anginnya juga tidak besar sehingga danaunya sangat tenang. Sampai di Togendai seharusnya bisa naik ropeway atau kereta gantung sampai Owakudani, tapi waktu itu ada perbaikan jadi dialihkan ke bus.



Owakudani adalah kawah hasil letusan gunung yang masih banyak kolam air panas aktifnya. Bau belerang langsung menyambut begitu keluar dari bus. Kalo lihat ke arah kawah, tanahnya kuning-kuning dan banyak sekali asap yang keluar. Di toko souvenir kita bisa beli snack-snack khas Owakudani dan yang terutama black boiled eggnya. Rasanya seperti telur rebus biasa, cuman kulitnya hitam-tam karena (katanya) direbus langsung di kolam air panas.




Naik ropeway dari Owakudani ke Souzan, bisa lihat view kawah dari atas. Yang sensitif dengan bau belerang siap-siap tutup hidung karena baunya masih tercium. Turun di Souzan, naik cable car sampai Gora. Cable car ini bukan yang seperti kita kenal biasanya, tapi mirip Peak Tram punya Hong Kong, tapi lebih landai. Di Gora kita makan siang dan naik bus untuk ke Gotemba Factory Outlet.

Kalo ke Gotemba, lihat-lihat jam karena takutnya bus ke station atau kereta balik sudah tidak ada. Bus ke Gotemba Stationnya sering, tapi ke station lain tidak sampek malam. Kereta balik ke Shinjuku juga tidak sesering waktu siang. Kalo ketinggalan nunggunya cukup lama dan karena Hakone ini kota kecil, stationnya tidak banyak toko yang buka sampek malam. Lebih baik cek dulu jadwal yang ada di website Gotemba Premium Outlet.

View dari jembatan arah balik di outlet 


Comments

Popular posts from this blog

Do's and Don't's Saat Jalan-Jalan ke Jogja

Akhirnya balik nulis lagi, setelah break  bentar nyelesain UAS sama liburan, hehe. Kali ini aku kumpulin info-info tentang ke Jogja, natal terakhir aku ngelencer  ke sana bareng keluarga besar. Semoga berguna! :)  Salah satu spot yang nggak backlight hari itu :) DO'S Research! Nyesel abis, pulang dari Jogja liat instagram @inijie , eh dia ke Jogja. Tau gitu kan bisa dijadiin panutan, hehe. Buat kalian yang mau ke Jogja, head over to his page (after finishing mine 😄)! Dari hotel sampai makanan ada, dan nggak satu pun yang aku coba.... Book great hotel Kita nginep di Hotel Tentrem . Super recommended! Kamar gede, kasur double 160cm, dan vibes  Jogja kentel banget. Buat welcome drink, ada macem-macem jamu. It can get very crowded here, tho. Apalagi di kolam renang, banyak banget anak kecil. Breakfastnya enak, ada es krim rasa tolak angin dan booth masakan daerah ganti menu tiap hari. Ada 'diet' areanya juga, tapi sapa yang ambil ya waktu liburan, hehe. 

Life in Quarantine: Personal Feelings and Relationships

It is currently day 131 of quarantine. Tbh when I googled “Days Calculator” I expected 400 something days. Then I realized that 1 year equals 365 days. Heh. The past 131 days do feel like 4 times longer. Odd times, don’t you think?   A couple of days ago, an idea sprung to mind. I asked some of my friends a series of questions about the quarantine, focusing on personal feelings and relationships. I might -caps lock on the word MIGHT- make this into a series of quarantine posts, maybe the next one we’ll talk about the future or economy or something else. We’ll see. We’ll see. Anyhow, I curated their answers and I present this to you all. I sincerely hope reading these frank answers will shed light on some of your own feelings and struggles, as they did with me.    "How are you feeling during the first few weeks of quarantine on a scale of 1-10?”   8, soalnya aku introvert dan ga gitu suka pergi-pergi jadi it's okay malah seneng bisa pulang kampung :D   10, seneng banget cuma di

Innsbruck: Underrated | A 2-Day Winter Itinerary

Innsbruck, also known as The City of Alps, is a small town located near the mountains. Its main charm is the pastel-colored old town with a beautiful backdrop of the alps. In fact, it is enlisted as a UNESCO Heritage Site. I was not intrigued by this town at first, as Salzburg was the reason why I came to Austria. I just googled what city should I stop by other than the infamous Hallstatt and Innsbruck popped out on my research. We arrived in Innsbruck quite late on the afternoon and immediately checked in into our apartment. It's located very strategically in the heart of old town, with The Golden Roof only a few metres away. The apartment itself is not equipped by a front desk but we assumed that the guy (I think he is the manager) in the downstairs cafe was in charge as he handled our check in and out. He was very friendly and helpful. We requested an extra key and he immediately processed our inquiry and it was finished a couple of hours later. My tip on staying here w